0
komentar
UNIVERSAL PRECAUTIONS
.
UNIVERSAL PRECAUTIONS
Saat
AIDS dikenal kebijakan baru yang
bernama kewaspadaan universal atau universal precaution dikembangkan. Kebijakan
ini menganggap bahwa setiap darah dan cairan tertentu lain dapat menyebabkan infeksi,
tidak memandang status sumbernya. Ada berbagai macam infeksi menular yang terdapat
dalam darah dan cairan tubuh lain seseorang, di antaranya hepatitis B dan C,
dan HIV. Mungkin juga ada infeksi lain yang belum diketahui. Dalam sarana
kesehatan termasuk rumah sakit, puskesmas, praktik dokter dan dokter gigi, tindakan
yang dapat mengakibatkan Iuka atau tumpahan cairan tubuh, atau penggunaan alat
medis yang tidak steril, dapat menjadi sumber infeksi penyakit pada petugas
layanan kesehatan dan pasien lain. Jadi seharusnya kewaspadaan universal atau
universal precaution diterapkan secara penuh. Harus ditekankan bahwa universal precaution
dibutuhkan tidak hanya untuk melindungi terhadap penularan HIV tetapi yang
tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat parah dan sebetulnya lebih
mudah menular, misalnya virus hepatitis B dan C. Petugas layanan kesehatan
harus menerapkan universal precaution dalam hubungan dengan semua pasien. Kita biasanya
menganggap cairan yang dapat menularkan HIV sebagai darah, cairan kelamin dan
ASI saja. Namun ada cairan lain yang dapat mengandung kuman lain, dan dalam
sarana kesehatan, lebih banyak cairan tubuh biasanya tersentuh.
ü Cairan tubuh yang perlu diwaspadai antara lain :
• Semen
• Cairan vagina
• Cairan ketuban
• Cairan limfa
• Cairan cerebrospinal
• Cairan pleura dan peritoneal
• Cairan pericardial
• Faeses
• Nasal secretions
• Sputum
• Keringat
• Urine
• Cairan muntah
• Air liur ( kecuali ketika tercampur
darah dalam tindakan mulut)
Ø Kegiatan yang paling berisiko
Jelas ada beberapa kegiatan yang
umum dilakukan oleh petugas layanan kesehatan yang menimbulkan risiko, antara
lain :
• Menyuntiklmengambil darah
• Tindakan bedah
• Tindakan kedokteran gigi
• Persalinan
• Membersihkan darah/cairan lain
Sebaliknya ada beberapa perilaku
yang menempatkan petugas layanan kesehatan atau pasien dalam keadaan berisiko,
misalnya :
• Menutup jarum suntik kembali
• Salah meletakkan jarum atau
pisau/alat tajam
• Menyentuh pasien tanpa cuci tangan
Ø Penerapan universal precaution
Karena akan sulit untuk mengetahui
apakah pasien terinfeksi atau tidak, petugas layanan kesehatan harus menerapkan
kewaspadaan universal secara penuh dalam hubungan dengan semua pasien, dengan
melakukan tindakan berikut :
• Pendidikan
Mengembangkan sistem pendidikan tentang tindakan pencegahan
kepada pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit untuk meyakinkan mereka dan
bertanggung jawab dalam menjalankannya
• Adherence to Precaution (Ketaatan terhadap
tindakan pencegahan) Secara periodik menilai ketaatan terhadap tindakan
pencegahan dan adanya perbaikan langsung
2. Standard Precautions
• Cuci tangan dengan menggunakan
antiseptik setelah berhubungan dengan pasien atau setelah membuka sarung tangan
•Segera cuci tangan setelah ada
hubungan dengan cairan tubuh
•Pakai sarung tangan bila mungkin
akan ada hubungan dengan cairan tubuh atau peralatan yang terkontaminasi dan
saat menangani peralatan habis pakai
• Pakai masker dan kacamata pelindung bila
mungkin ada percikan cairan tubuh
• Tangani dan buang jarum suntik dan
alat tajam
lain secara aman; yang sekali pakai tidak boleh dipakai ulang
• Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan
cairan tubuh dengan bahan yang cocok
• Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis
• Tangani semua bahan yang tercemar
dengan cairan tubuh sesuai dengan prosedur
• Buang limbah sesuai prosedur.
Pemisahan limbah sesuai jenisnya diawali sejak limbah tersebut dihasilkan:
a.
Limbah padat terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh dibuang ke tempat sampah kantong plastik kuning
b.
Limbah padat tidak terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh dibuang ke tempat sampah kantong plastik hitam
c. Limbah benda tajam atau jarum dibuang ke kontainer yang
berwarna kuning tahan tusuk dan tahan air
• Kesehatan karyawan dan darah yang
terinfeksi bakteri patogen
Untuk mencegah luka tusuk benda tajam:
a.
Berhati-hati saat menangani jarum,
scalpel, instrumen yang tajam atau alat kesehatan lainnya dengan permukaan
tajam,
b.
Jangan pernah menutup kembali jarum
bekas pakai atau mernanipulasinya dengan kedua tangan.
c.
Jangan pernah membengkokkan atau
mematahkan jarum
d.
Buanglah benda tajam atau jarum
bekas pakai ke dalam wadah yang tahan tusuk dan air, dan tempatkan pada area
yang mudah dijangkau dari area tindakan.
e.
Gunakan mouthpieces, ressucitation
bags atau peralatan ventilasi lain sebagai alternatif mulut ke mulut.
Ø Alat pelindung
Unsur lain yang penting dalam
universal precaution adalah penggunaan alat pelindung yang sesuai tindakan. Alat
yang dibutuhkan dapat hanya sarung tangan (misalnya untuk ambil darah) hingga
semua alat yang dibutuhkan oleh seorang bidan waktu membantu kelahiran. Namun
perawat yang hanya menyentuh pasien tidak membutuhkan sarung tangan, yang
penting cuci tangan sebelum dan sesudahnya. Alat pelindung yang dibutuhkan
antara lain :
• Sarung tangan, digunakan sebab
tangan atau kulit berpotensi kontak dengan darah atau cairan lain dan material
yang terkontaminasi.
• Celemek
• Masker atau pelindung muka, untuk
menghindari droplet darah atau cairan lain dari mulut, mata atau hidung
• Kacamata
• Pelindung kaki
Universal precaution tidak hanya
dibutuhkan dalam sarana kesehatan resmi, tetapi juga terkait perawatan di rumah.
Sekali lagi, tujuan utamanya adalah untuk melindungi keluargal tim perawatan
dari berbagai infeksi, bukan hanya HIV, justru risiko penularan HIV pada
keluarga di rumah sangat amat rendah. Jadi kita harus menganggap sebagian besar
cairan tubuh sebagai sumber infeksi. Prosedur universal precaution untuk perawatan
di rumah serupa dengan di rumah sakit, hanya mungkin lebih sederhana. Bila
tidak ada sarung tangan, secara darurat kita dapat memakai kantong plastik yang
utuh. Yang penting kita menutup semua luka pada kulit dengan plester luka.
Mungkin yang paling penting adalah untuk menjaga kebersihan di rumah. Cucian
biasanya tidak membutuhkan perhatian khusus asal tidak tercermar cairan : bila
tercemar lebih baik dicuci dengan pemutih dulu (larutan klorin 0,5%) dengan memakai
sarung tangan, kemudian dapat dicuci dengan sabun seperti biasa.
(sumber : dr. A. Fauzi)